Rabu, 02 November 2011

penyakit jantung

Definisi-definisi  :
Artheriosklerosis   : Lesi pada arteri besar dan  sedang     yang  ditandai bercak kekuningan dari  Kolesterol;  Zat2 Lipoid  atau yang menyerupai Lemak pada  lapisan  intima    arteri.
Penyakit Arteri Koroner  (termasuk Fatty Streak,  Fibrous Plaque)  yaitu penyakit  Atherosklerotik  pada  dinding   arteri koronari yang meliputi lapisan intima dan kadang- kadang Tunica Media yang ditandai oleh 3 macam Lesi :
-Fatty streak , yaitu lesi tak bertangkai berwarna kuning menggambarkan penumpukan sel otot polos intima yang mengandung dan dikelilingi oleh timbunan Lemak.
-Fibrous Plaque , yaitu  lesi  yang menonjol berwarna   putih  mengandung  pusat  perlemakan, sel-sel  otot  polos  yang dikelilingi oleh Lipid,  Kolagen Serat  Elastik  dan Proteoglikan, yang bertindak   sebagai   penutup deposit Lemak Ekstraseluler dan   sisa-sisa  sel yang terletak dibawahnya.
-Lesi Komplikasi , yaitu perubahan Fibrous Plaque akibat perdarahan, nekrosis sel dan trombosis  yang mengandung Kalsifikasi.
Faktor-faktor Risiko  : Istilah yang digumnakan untuk melukiskan tanda-tanda yang ditemukan pada orang sehat yang ada hubungannya dengan timbulnya  penyakit  Arteri Koroner.
Prinsip-prinsip Dasar  :
Di  Amerika, kematian Kardiovaskuler merupakan  pembunuh nomor satu sekarang ini. Di Indonesia hal ini  mulai  nampak pada golongan orang berada.
Prevalensi  Arterioklerosis  dan  Antherosklerosis  akan  meningkat  dengan bertambah panjangnya  umur  manusia.    Kelainan ini akibat meningkatnya kadar kolesterol  darah   yang berlangsung lama.
Kadar  HDL (High Density Lipoprotein) darah yang  tinggi  mencegah/ mengurangi risiko terjadinya serangan jantung,     Bukti  pendahuluan menyatakan, bahwa  Atherosklerosis    yang telah terjadi dapat dikurangi :
1.Waktu “Turn-Over” Kolesterol nampaknya sangat  lambat    (442-934 hari)
2.Meskipun  Kolesterol  pada bercak Atherosklerotik perubahannya  sangat  lambat ke dalam plasma, paling  kurang   regresi  sebagian dari lesi Sklerotik ini  nampaknya   dimungkinkan.
3.Peningkatan kadar HDL bisa menginduksi regresi  tersebut.
4.Masih  diperlukan  konfirmasi untuk regresi tsb. pada penderita  yang jelas menderita penyakit arteri  koroner.
Faktor-faktor  risiko makanan ikut serta baik  dengan  cara  major  atau minor terhadap perkembangan penyakit Kardivaskuler Atherosklerotik:
1.Kadar Kolesterol serum merupakan salah satu faktor risiko   major. Bahkan pada batas-batas Kolesterol  normal, makin tinggi kadarnya, makin tinggi risikonya.
2.Meskipun serangan infark jantung yang kedua kali ataupun  yang  berulang kali mungkin  tak  perlu  dicegah dengan penurunan kadar kolesterol serum, jika  pernah  sekali seseorang mendapat infark jantung, maka  diusahakan untuk mengurangi kadar LDL Plasma.
3.Meningkatnya risiko PJK yang berhubungan dengan Hiperkolesterolemia ini diperhebat dengan ikut sertanya Hipertensi, mengisap rokok atau Diabetes Mellitus.
Obesitas , merupakan faktor risiko moderate (sedang) atau  minor.
Obesitas   biasanya  disertai  dengan   faktor2   risiko lainnya, yaitu Diabetes Mellitus, Hipertensi,  AktivitasFisik dan meningkatnya Kolesterol, Trigliserida dan Asam  urat Darah.
Diabetes dan Intoleransi Glukosa .
Di negara Barat, laki-laki  Diabetik akan menderita PJK 3 kali lebih  banyak, sedangkan wanita Diabetik akan menderita PJK 5 – 6  kali  daripada bukan Diabetik. Meskipun penderita DM merupakan     Predisposisi terutama penyakit Vaskuler Oklusif Perifer,  tetapi pernah dilaporkan Lesi Miokardium pada  penderita   DM.
Trigliserida .  Kadar Trigliserida Plasma yang  meningkat  merupakan  faktor  risiko yang lebih lemah  daripada  Hiperkolesterolemia.
Risiko PJK akibat Hipertrigliseridemia lebih banyak pada   laki-laki daripada wanita.
Faktor-faktor Diit  :
-Pada penelitian pendahuluan ternyata bahwa pada binatang,  Dietary Fiber  yang  berasal  dari  Alfafa dapat menurunkan kadar  Kolesterol  Serum, sedangkan  pada  manusia  belum   jelas.
-Gula pasir  diduga sebagai risiko yang mungkin untuk  terjadinya PJK
-Kopi . Tidak terbukti bahwa kopi ikut serta akan terjadinya   Infark Miokard, tetapi penderita yang mempunyai kecendrungan kontraksi Jantung Prematur, sebaiknya membatasi kopi
-Alkohol . Belum ada  bukti kuat  bahwa Alkohol sendiri yang        merupakan penyebab PJK, tetapi ada faktor lainnya  seperti Hiperlipemia. Meskipun demikian Alkohol bisa menyebabkan  Kardiomiopati dan Aritmia Jantung.
-Mineral  :
Calcium  dan  Magnesium  , defisiensi Ca dan Mg telah dihubung kan dengan penyebab PJK dan kematian mendadak  akibat penyebab Kardiovaskuler.
Dilaporkan  bahwa kematian akibat penyakit  jantung  lebih  pada  tanahnya kaya akan  Selenium ,  Cadmium ,   Chromium   dan  Pb ,  merupakan trace element yang sekarang diteliti  untuk   kemungkinan penyabab PJK.    Kekurangan silicon, mungkin merupakan penyebab PJK.
-Vitamin  :
Vitamin E  : masih belum ada kesimpulan peranan Vitamin E dapat mencegah PJK.
VitaminD  : Kelebihan Vitamin D dapat meningkatkan kadar Kolesterol darah dan meningkatkan insidens infark miokard.
Pengelolaan Diitetik PJK  :
Tergantung penyebab / faktor-faktor risiko :
1.Hiperlepidemia — lihat Pokok Bahasan Hiperlipoproteinemia
2.Obesitas —- diet rendah energi
3.Diabetes Mellitus — Diit DM
4.Perhatikan faktor-faktor risiko lainnya : merokok,  hipertensi, aktivitas fisik, dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar